Minggu, 30 Agustus 2009

Jangan “Kambing Hitamkan” Islam dan Umatnya

NASIONAL : Isu Terorisme

Oleh Hidayatullah Muttaqin,MSI

Ledakan bom di dua hotel internasional telah membuat wajah Indonesia “bopeng” kembali. Indonesia dipandang sebagai negara yang tidak aman. Dan seperti biasanya, setiap kali ada ledakan bom, maka Islam selalu menjadi “kambing hitam”.

Islam selalu disudutkan dengan stigma negatif terorisme. Dan sekali lagi, ajaran Islam tentang Jihad kembali “dibombardir” oleh media dan pihak-pihak yang membenci Islam.

Presiden AS, Barack Obama misalnya, dalam pernyataan menanggapi ledakan bom di Jakarta kembali mengulang sikap pemerintah AS yang menggiring pemerintah Indonesia pada isu terorisme. Obama menyudutkan Islam dengan stigma garis keras dan ekstrimis sebagai pihak yang berupaya membunuh para wanita, laki-laki, dan anak-anak.

Karena itu tepat sekali seruan tokoh umat dan pimpinan organisasi Islam agar jangan mengakit-kaitkan Islam dengan peristiwa di J.W. Marriott dan Ritz Carlton Jum’at pagi lalu. Kepada Antara (17/7) Ustadz Abu Bakar Ba`asyir menyatakan, pelaku peledakan adalah musuh Islam.

“Mereka yang melakukan pengeboman tersebut telah menjadikan Islam sebagai `kambing hitam` dari kasus tersebut.” (Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Antara News 17/7/2009)

Senada dengan Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi juga menyatakan agar peristiwa tersebut jangan dikait-kaitkan dengan umat Islam.

“Teroris bukan agama, jadi tidak benar ada penyebutan umat Islam sebagai dalang dari peledakan tersebut.” (Antara News 17/7/2009).

Kita mengutuk keras perbuatan biadab tersebut dan mendukung upaya pengungkapan dalang atau otak pengeboman. Namun, kita juga menolak upaya-upaya yang selalu mengaitkan dan menjadikan Islam sebagai tertuduh atau pun berupaya mecitraburukan ajaran Islam tentang jihad. Islam melarang pembunuhan penduduk sipil dan peristiwa ini sudah pasti merugikan umat Islam di Indonesia.

Stigma-stigma negatif yang selalu diluncurkan musuh-musuh Islam harus kita waspadai sebagai upaya pengopinian untuk memberangus semangat kaum Muslim dalam menerapkan Syariah dan Khilafah. Stigma tersebut kemudian dijadikan alasan pembenar untuk bertindak represif kepada komponen umat yang sesungguhnya hanya menyampaikan Islam dengan jalan dakwah dan pemikiran, bukan jalan kekerasan apalagi menggunakan bom. [M.Dadi From:JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS / www.jurnal-ekonomi.org]

Tidak ada komentar: